Ketum DPP LDII: Dukungan ke Palestina Jangan Pernah Lekang
Jakarta (17/5). Konflik di Masjidil Aqsa antara warga Palestina dan polisi Israel menyulut perang besar, antara pasukan Israel dengan pejuang Palestina. Perlawanan para pejuang tersebut mengundang simpati dan dukungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam di seluruh Indonesia.
Pada 11 Mei 2021, MUI dan seluruh ormas Islam mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras tindakan Israel dan meminta pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga internasional memberi bantuan dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dalam pertemuan tersebut, DPP LDII diwakili Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD), Teddy Suratmadji.
Pertemuan tersebut menghasilkan 10 pernyataan, di antaranya MUI dan ormas-ormas Islam meminta agar negara-negara Arab bersatu melawan Israel dan menuntut penguasanya ke Mahkawah Internasional, serta memutuskan hubungan dengan negara zionis itu. Pertemuan itu juga meminta Amerika Serikat lebih konstruktif dan nyata menekan Israel.
MUI dan ormas-ormas Islam meminta agar fraksi-fraksi dalam Palestina bersatu, dan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina meraih kemerdekaannya dari penjajahan Zionis Israel, dengan melakukan penggalangan dana bantuan bagi rakyat Palestina, khususnya di al-Quds agar mereka tidak terusir dari negerinya sendiri.
DPP LDII mendorong sikap MUI dan ormas-ormas Islam tersebut, “Semangat antikolonialisme dan anti pendudukan Israel di Palestina, jangan sampai lekang oleh dinamika politik dan luar negeri,” ujar Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso. Menurutnya, resolusi dari PBB untuk Israel sudah mencapai ratusan, untuk itu dukungan kepada Palestina jangan berhenti.
“Alarm atau pengingat yang terus berbunyi mampu menggugah kesadaran. Artinya, rakyat Indonesia akan terus mendengungkan antipenjajahan dan mendukung perdamaian. Jadi Israel harus terus diingatkan dengan berbagai cara,” imbuhnya.
Konsistensi Indonesia mendukung Palestina, menurut Chriswanto, sudah dilakukan sejak zaman Presiden Soekarno. Bahkan, sebelum kemerdekaan Indonesia, kumpulan pemuda yang tergabung dalam Jong Islamieten Bond (JIB) memiliki perhatian khusus terhadap bangsa Palestina , “Tokoh-tokoh pergerakan seperti Natsir, Kasman Singodimedjo, Samsurizal hingga KH. Agus Salim konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina,” imbuhnya.
Bahkan saat mempersiapkan Konferensi Asia Afrika (KAA) sekitar 1952, Presiden Soekarno menentang keras jika Israel dilibatkan dalam konferensi yang bertemakan antikolonialisme tersebut. Keteguhan Presiden Sokerno dipertegas dalam Konferensi KAA tahun 1955, di Gedung Merdeka, Soekarno menekankan dukungan terhadap negara-negara yang belum merdeka termasuk Palestina.
“Presiden Soeharto pun termasuk tokoh yang konsisten membantu perjuangan Palestina demikian pula para presiden pada era Reformasi. Artinya, bangsa Indonesia jangan mengubah dukungan kepada Palestina, meskipun Israel dan sekutunya dengan kekuatan ekonomi dan politik menekan Indonesia dan negara-negara lainnya. Dukungan itu jangan berubah,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Teddy Suratmadji mengingatkan pentingnya umat Islam di tanah air dan dunia, mengarahkan pandangannya ke Palestina, “Masalah Palestina adalah tragedi kemanusiaan. Cukup menggunakan hati nurani bahwa pendudukan dan tindakan yang dilakukan Israel harus segera dihentikan,” ujarnya. Menurut Teddy, tragedi di Masjidil Aqsa dengan korban masyarakat sipil Palestina, telah menunjukkan ketidak-pedulian Israel terhadap nyawa manusia.
Peduli adalah salah satu ajaran Islam, terutama peduli terhadap lingkungan sekitar. Teddy mengajak umat Islam di Indonesia, untuk memperhatikan saudaranya yang sedang ditimpa musibah, “Bahkan kita mendoakan rakyat Palestina, semoga diberi kesabaran dan kekuatan saja sudah merupakan bentuk kepedulian kita,” imbuhnya.
Menurut Teddy, seandainya saja tidak dalam suasana pandemi, LDII Insya Allah akan demo turun ke jalan untuk memberikan dukungan moral kepada Palestina, sebagaimana dilakukan LDII bersama MUI dan Ormas-ormas Islam beberapa tahun yang lalu.
Harus berkembang pesat